Sepuluh Hukum “The Fifth Discipline” Menurut Peter M. Senge


Salah satu "komponen teknologi" Peter M. Senge adalah sistem berpikir. Sistem berpikir ini diperlukan untuk membangun organisasi agar benar-benar dapat "belajar" dan "terus-menerus” dapat meningkatkan kapasitas untuk mewujudkan cita-cita tertingginya. Senge mengatakan bahwa bisnis dan usaha manusia lainnya adalah sistem yang saling terikat dan terkait antara satu dengan yang lainnya. Senge selanjutnya menjelaskan bahwa ada "hukum" yang berlaku untuk "komponen teknologi" yaitu hukum Disiplin Kelima. Hukum-hukun itu adalah sebagai berikut :

1.Masalah-masalah yang dihadapi sekarang berasal dari pemecahan masalah pada masa lalu (Today’s problem come from yesterday’)

Kita senang ketika dapat memecahkan masalah, sering tidak berpikir panjang tentang konsekuensi dari solusi yang kita buat. Anehnya, solusi yang dibuat bisa menyerang kembali dan menciptakan masalah baru; Sebagai contoh; Antibiotika yang menyembuhkan penyakit kemudian menimbulkan kuman yang resisten Penggunaan amano untuk menyelesaikan masalah sering terlambat datangnya. Dari uraian contoh di atas setidaknya kita mengetahui bahwa dalam mengambil keputusan perlu kiranya kita tidak hanya mempertimbangkan baik buruknya saja, melainkan juga mempertimbangkan akibat-akibat dari solusi yang diambil.

2. Semakin keras kita menekan, semakin keras pula sistem akan menolak kembali (The harder your push, the harder the system pushes back)

Semakin kita mencoba untuk memperbaiki keadaan, maka kita akam memerlukan upaya lebih untuk melakukannya.; Contoh; Semakin keras kita mencoba meyakinkan betapa bahayanya korupsi sehingga kita mencoba menghapus korupsi dinegeri ini, semakin besar perlawanan dan semakin sulit kita mewujudkan negeri ini bebas koprupsi Dari uraian contoh di atas kita dapatkan bahwa perangai normal sebuah sistem adalah melawan setiap usaha perubahan. Yang perlu dilakukan adalah mencari pengungkit yang tepat, agar perubahan dapat berjalan dengan baik.

3.Perilaku tumbuh lebih baik sebelum tumbuh menjadi lebih jelek (Behavior grows better before it grows worse)

Solusi jangka pendek memberikan kita istirahat sejenak dan perbaikan sementara, tetapi tidak menghilangkan masalah mendasar. Masalah-masalah ini akan membuat situasi lebih buruk dalam jangka panjang. Sebagai contoh : Kesuksesan pilot proyek sebelum gagal, bantuan langsung tunai(BLT) untuk masarakat miskin dalam rangka mengatasi kesulitan keuangan pada masyarakat, dalam jangka pendek kesulitan keuangan masyarakat akan teratasi. Tetapi, dalam jangka panjang akan menimbulkan masalah yang serius, karena masyarakat jadi ketergantungan dan motivasikerja menurun.
Cermin dari hukum ini adalah sistem memburuk sebelum membaik. Yang perlu dilakukan adlah tindakan proaktif.


4.Jalan Keluar yang mudah seringkali menimbulkan masalah dikemudian hari (The easy way out usually leads back in)

Ketika tetap berpegang pada apa yang kita tahu sebagai yang terbaik dan menerapkannya sebagai solusi, kita akan menemukan kenyamanan. Mengandalkan solusi yang biasa digunakan saat masalah berlangsung akan menimbulkan pemikiran non sistemik.Sebagai conto; Misalnya, Penutupan lokasi pelacuran. Namun, ketika hal ini dilakukan, akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan yaitu muncul warung remang-remang pelacuran jalanan. Karena persoalan mendasar hajad hidup manusia tidak diselesaikan secara benar,yaitu lapangan usaha altrnatif yang dapat menopang kebutuhan sehari-hari tidak disiapkan

5.Pemecahan masalah yang diberikan barangkali dapat lebih buruk dibandingkan masalahnya sendiri (The cure can be worse than the disease)

Solusi yang sudah biasa digunakan kadang-kadang tidak hanya tidak efektif tetapi juga berbahaya. Sebagai contoh : Obatnya bisa lebih buruk dari penyakitnya Program JPS, yang membuat sebagian orang menjadi makin tergantung; Menyekolahkan karyawan daerah ke Jakarta, setelah selesai tidak kembali, menghilangkan program-program pendidikan untuk menyeimbangkan anggaran sekolah di daerah, tidak hanya sebagai dalih kebutuhan akan lebih banyak uang, tetapi juga menurunkan kualitas pendidikan dan dapat memicu rusaknya pendidikan dalam jangka panjang.

6.Makin cepat berarti makin lambat (faster is slower)

Semua sistem secara alami, baik ekosistem atau organisasi, memiliki tingkat pertumbuhan optimal yang jauh lebih lambat dari yang kita pikirkan. Sebagai contoh : Keinginan membersihkan KKN di pemerintahan yang tergesa-gesa dan tidak sistemis ; Menetapkan visi tanpa mengikut sertakan karyawan dalam prosesnya ; Promosi yang berlebihan tanpa disertai dengan perbaikan kualitas pelayanan yang memadai ; Menggunakan peralatan yang sama untuk beberapa pasien. Penanganan cepat namun infeksi meningkat

7.Penyebab dan akibat tidak memiliki hubungan yang erat dalam dimensi waktu dan ruang (cause and effect are not closely related in time and space)

Kita berasumsi bahwa sebab dan akibat terjadi sangat erat. Hal tersebut membuat sulit untuk menemukan penyebab utama, seperti kendur kepercayaan publik dari pejabat sekolah dan pejabat publik lainnya. Langkah pertama dalam melihat realitas secara sistemik adalah membuang pikiran sederhana mengenai sebab-akibat.
Sebagai contoh : Dampak krisis ekonomi mengakibatkan terjadinya lost-of-generation yang akan tampak pada beberapa dekade kemudian; Pelayanan yang kurang informatif akan menurunkan revenue karena pasien yang pergi ke tempat lain

8.Perubahan kecil akan dapat memberikan hasil yang besar, tetapi ruang lingkup tingkatan seringkali membuat kenyataan menjadi semakin kabur (Small changes can product big results but the areas of highest leverage are often the least obvious)

Walaupun kecil, tetapi jika dilakukan dengan fokus dapat menghasilkan perbaikan yang solid, dan inipun hanya jika dilakukan di tempat yang tepat. Hal ini disebut leverage.
Sebagai contoh : Ketika pejabat Pendidikan membuat keputusan untuk memperkenalkan reformasi pendidikan, di awal cukup duduk dengan guru satu-satu dan mencoba mengurangi kekhawatiran mereka akan dampak reformasi ini pada kehidupan mereka. Mencoba untuk membuka jalan ke arah transisi baru, menuju metode pengajaran yang lebih efektif.

9.Anda dapat memiliki ‘kue’ dan memakannya-tetapi tidak pada saat yang bersamaan (You can have your cake ant eat it too but not once)

Kadang-kadang dilema rumit, dari sudut pandang sistem, tidak menjadi dilema sama sekali. Setelah kita mengubah dari sebuah "potret" ke mode "proses" berpikir, dilema menjadi tampak berbeda.

Sebagai contoh : Jika anda bersabar, beberapa tujuan bisa diraih, Anda bisa meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya, tetapi harus dilihatnya dalam waktu yang agak lama, Meningkatkan kemampuan karyawan dengan menyekolahkan lebih lanjut. Kemampuan naik tetapi perlu waktu. Misalnya, sangat mungkin untuk menggunakan teknologi komputer untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran, serta dilakukannya secara efisien. Namun, tahap awal penerapan teknologi ini dapat memakan waktu dan mahal seperti komputer dibeli, bangunan kabel untuk teknologi dan guru dilatih untuk menggunakannya. Setelah masa awal ini, manfaat pendidikan dan ekonomi secara bertahap mulai dirasakan.

10.(“Dividing an elephant in half does not produce two small elephants”) Membelah gajah tidak menghasilkan dua gajah kecil

Sistem merupakan sesuatu yang hidup, dan karakternya tergantung pada keseluruhan. Untuk memahami masalah yang sulit, kita harus melihat seluruh sistem yang didalamnya banyak masalah. Sebagai contoh : Pemekaran daerah belum tentu menghasilkan kabupaten-kabupaten yang siap dalam era desentralisasi (Sumber : The Fifth Discipline, Senge, 1990)

0 on: "Sepuluh Hukum “The Fifth Discipline” Menurut Peter M. Senge"